Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mari Mencar Ilmu Sejarah Kerajaan Bali Dari Awal Sampai Runtuhnya Kerajaan Bali Oleh Siasat Mahapatih Gajah Mada !!



Setelah Majapahit runtuh, kekuasaan di bali lalu diambil alih oleh Kerajaan Klungkung. Pada masa kerajaan ini juga terjadi perpecahan dan menciptakan kerajaan terpecah menjadi delapan kerajaan kecil yang dikenal di Bali dengan Swapraja. 

Kerajaan yang pertama yaitu kerajaan Bedahulu berdiri pada sekitar kala ke 8 hingga ke 14 dengan sentra di Pejeng, atau Bedulu, Gianyar. Kerajaan ini diperintah oleh salah satu kelompok darah biru yang disebut dinasti Warmadewa dengan Sri Kesari Warmadewa sebagai Raja pertamanya.
source : downloadgambarhd.com

DAFTAR ISI
1. SEJARAH AWAL
2. KEHIDUPAN DIBALI
3. RAJA-RAJA KERAJAAN BALI
5. KEJAYAAN KERAJAAN BALI
6. PENINGGALAN KERJAAN BALI
7. RUNTUHNYA KERAJAAN BALI




SEJARAH AWAL

Bali Sebelum Tahun 800 M
Tonggak awal rentangan masa Bali Kuno, yaitu kala ke-8. Atas dasar itu maka periode sebelum tahun 800 bergotong-royong tidak termasuk masa Bali Kuno. Gambaran umum periode tersebut diharapkan sanggup menjadi landasan pembicaraan mengenai masa Bali Kuno, sehingga terwujud uraian lebih utuh. Gambaran periode sebelum tahun 800 itu mencakup masa prasejarah Bali dan berita-berita absurd ihwal Bali, khususnya yang berasal dari Cina. Babak masa prasejarah Bali intinya sesuai dengan babak masa prasejarah Indonesia secara keseluruhan. Babak itu mencakup tingkat-tingkat kehidupan berburu dan mengumpulkan masakan (baik yang tingkat sederhana maupun tingkat lanjut), masa bercocok tanam, dan masa perundagian atau kemahiran teknik.

Sekali lagi ingin ditegaskan bahwa uraian ringkas yang telah dikemukakan di atas, kiranya sudah cukup memperlihatkan pemahaman bahwa pemahaman ihwal sejarah sekelompok manusia, suku bangsa, begitu pula suatu bangsa, termasuk wilayah yang dihuninya, yaitu sangat perlu lantaran sanggup memperlihatkan makna yang tidak terukur besarnya bagi kelompok sosial atau bangsa yang bersangkutan. Namun, perlu pula dikemukakan di sini bahwa menyusun uraian sejarah yang representatif bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak hal yang sanggup menjadi penghambatnya. Di antara kendala yang banyak itu, yaitu kurangnya data atau dokumen yang bisa memperlihatkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk penyusunan sejarah. Ini merupakan kendala terbesar yang lazim dihadapi oleh penyusun sejarah.

Berkaitan dekat dengan keadaan tersebut, maka perlu ditekankan di sini bahwa citra ringkas ihwal Sejarah Bali Kuno yang disajikan berikut ini, memang betul-betul ringkas, bahkan pada beberapa bagiannya masih mempunyai problem yang belum terpecahkan sebagai akhir kurangnya data yang diperlukan. Kendati demikian, dalam kaitan dengan problem pokok yang ingin diungkap, uraian ringkas ihwal Sejarah Bali Kuno tersebut, tetap diharapkan bisa memperlihatkan pemahaman yang berkhasiat bagi pembacanya. Mereka yang ingin menerima sajian uraian Sejarah Bali Kuno yang lebih lengkap, sudah tentu wajib mencarinya pada sumber lain.

Zaman prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Walaupun pada zaman prasejarah ini belum dikenal goresan pena untuk menuliskan riwayat kehidupannya, tetapi banyak sekali bukti ihwal kehidupan pada masyarakat pada masa itu sanggup pula menuturkan kembali keadaanya Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang, maka bukti-bukti yang telah ditemukan hingga kini sudah tentu tidak sanggup memenuhi segala impian kita.

Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para hebat absurd khususnya bangsa Belanda dan putra-putra Indonesia maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis berjulukan Georg Eberhard Rumpf, pada tahun 1705 yang dimuat dalam bukunya Amboinsche Reteitkamer. Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali yaitu W.O.J. Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai seorang pelukis. Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali. Dan memperlihatkan beberapa catatan antara lain ihwal nekara Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan. Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun 1932 yang berhasil menemukan tiga cuilan cetakan nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba, Tegallalang.

Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. H.A.R. van Heekeren dengan hasil goresan pena yang berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954. Pada tahun 1963 hebat prasejarah putra Indonesia Drs. R.P. Soejono melaksanakan penggalian ini dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun 1973, 1974, 1984, 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali. Di tempat ini kini berdiri sebuah museum.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan hingga kini di Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali sanggup dibagi menjadi 4 bagian, yaitu  :
  1. Masa berburu dan mengumpulkan masakan tingkat sederhana
  2. Masa berburu dan mengumpulkan masakan tingkat lanjut
  3. Masa bercocok tanam
  4. Masa perundagian


KEHIDUPAN DIBALI

Kehidupan Politik Kerajaan Bali
Sumber sejarah yang sanggup kita ketahui Kerajaan Bali yaitu berupa beberapa cap kecil yang terbuat dari tanah liat. Cap ini mempunyai ukuran 2,5 cm dan ditemukan di Pejeng. Berdasarkan asumsi para hebat sejarah, cap tersebut dibentuk kira-kira pada kala ke 8 Masehi. Selain cap, ditemukan juga prasasti yang ber-angka tahun 882 Masehi. Isi prasasti ini yaitu memperlihatkan perintah menciptakan pasanggrahan di Bukit Cinta mani. Tetap nama raja ketika itu tidak ditemukan dalam prasasti tersebut. Selain itu, ditemukan juga ditemukan prasasti lain, prasasti ini mempunyai angka tahun 911 Masehi.

Isinya yaitu santunan izin kepada masyarakat desa Turunan untuk menciptakan sebuah bangunan suji sebagai tempat pemujaan Bhattara DaTonta. Prasasti selanjutnya yang ditemukan yaitu prasasti Blanjong, dari prasasti ini kerajaan Bali sanggup diketahui. Prasasti Blanjong ber angka tahun 914 Masehi, ditulis dengan abjad kawi dan pranangri, sedangkan bahasa yang dipakai yaitu bahasa kawi kuno dan sansekerta.

Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Bali
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Bali didasarkan pada hal-hal sebagai berikut;
  • Agama dan kepercayaan : Masyarakat Kerajaan Bali Kuno meskipun sangat terbuka mendapatkan efek dari luar, tetapi mereka tetap mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya.Kerajaan Bali menganut agama Hindu, Budha, dan kepercayaan animisme.
  • Menggunakan Sistem Kasta : Sistem kemasyarakatan yang dianut  Kerajaan Bali sesuai dengan kebudayaan Hindu di India, masyarakat di Bali dibedakan dalam beberapa kasta. Untuk masyarakat yang berada di luar kasta disebut budak atau njaba. Baca juga : Sistem Kasta Agama Hindu
  • Sistem Hak Waris : Dalam kehidupan keluarga Kerajaan Bali, sistem hak waris dalam pembagian harta waris masih digunakan. Pembagian Hak waris dibedakan atas anak pria dan anak perempuan. Anak pria mempunyai hak waris yang lebih besar dibanding dengan anak perempuan.
  • Kesenian Kerajaan Bali : Kesenian yang berkembang pada masyarakat Kerajaan Bali dibedakan atas sistem kesenian keraton dan sistem kesenian rakyat.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Bali
Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali difokuskan kepada bidang pertanian. Hal ini atas dasar isi prasasti yang telah ditemukan dan isinya berkaitan dengan hal-hal bercocok tanam. Beberapa isi yang lain yaitu ihwal sawah, parlak (sawah kering), kebun, dan irigasi (kasuwaken), dan gag (ladang). Selain itu, acara lain yang dilakukan masyarakat Kerajaan Bali yang juga ditemukan di kehidupan sebagai berikut:
  1. Pedagang : Masyarakat Kerajaan Bali juga dibedakan atas pedagang, pedagang disini maksudnya pedagang pria dan pedagang perempuan. Para pedagang masa Kerajaan Bali sudah melaksanakan perdagangan antara pulau-pulau, hal ini dibuktikan dari isi prasasti yang ditemukan yakni prasasti Banwa Bharu.
  2. Undagi : Masyarakat Kerajaan Bali mempunyai kepandaian atau bisa juga disebut hebat dalam bidang memahat, menciptakan bangunan, dan melukis.
  3. Pande (perajin) : Masyarakat Kerajaan Bali mempunyai keahlian dalam menciptakan kerajinan dari materi emas dan perak, alat-alat pertanian, alat rumah tangga, dan senjata.


RAJA-RAJA KERAJAAN BALI

  1. Raja kerajaan Bali yang pertama yaitu Kesari Warmadewa. Raja ini merupakan pendiri dinasti Warmadewa. Warmadewa bertakhta di Istana Singhadwal.
  2. Raja kerajaan Bali yang kedua ialah Ugrasena (915-942), ia bertakhta di Singha mandawa. Masa pemerintahan nya se-zaman dengan mpu sendok. Pada masa raja kedua ini, terdapat banyak peninggalan berupa prasasti, yaitu berjumlah 9. Prasasti-prasasti yang ditinggalkan isinya mengenai pembebasan pajak bagi kawasan tertentu.
  3. Kemudian raja ke tiga kerajaan bali yaitu Aji Tabanendra Warmadewa, pemerintahannya berlangsung pada tahun 955 hingga 967 Masehi. Raja ketiga ini memerintah kerajaan Bali bersama dengan Sri Dharma Dewi (permaisurinya).
  4. Raja ke empat kerajaan kali yaitu Jaya Singa Warmadewa, ia memerintah pada tahun 968 hingga 975 Masehi. Salah satu peninggalannya berupa tempat pemandian yang berjulukan Tirtha empul, lokasi pemandian ini berada di mata air tepatnya desa manukaya.
  5. Raja ke lima kerajaan bali ialah Janasadhu Warmadewa tahun (975-983)
  6. Raja ke enam kerajaan bali yaitu Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi tahun (983)
  7. Kemudian raja ke tujuh kerajaan bali yaitu Udayana Warmadewa hingga tahun 1001 M
  8. Setelah Udayana wafat, pewaris kerajaan bali ialah Marakata, dengan gelar Dharmawangsawardhana Pangkajasthana Uttynngadewa (1011-1022)
  9. Raja Selanjutnya yaitu Anak Wungsu, raja ini juga banyak meninggalkan prasasti yaitu berjumlah lebih dari 28. Anak wungsu berhasil memerintah kerajaan bali pada tahun 1049-1077. Selama memerintah kerajaan bali, ia berhasil mewujudkan kerajaan yang damai, kondusif dan sejahtera.
  10. Raja ke 10 kerajaan bali yaitu Jayasakti tahun 1133 hingga 1150. Raja Jayasakti sering disebut sebagai jelmaan yang kuasa wisnu. Raja ini memerintah dengan penuh kebijaksanaan, dibuktikan dengan  aturan kemanusiaan dan keadilan.
  11. Setelah runtuhnya Jayasakti, Kerajaan Bali sanggup dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Hal ini disebabkan lantaran sehabis Jayasakti wafat, raja-raja yang memerintah sangat lemah.


KEJAYAAN KERAJAAN BALI

Masa kejayaan Kerajaan Bali terjadi pada ketika dipimpin oleh Dharmawangsa. Pada masa pemerintahan ini kerajaan bali mengalami kejayaan dengan sistem pemerintahan yang semakin terang daripada sebelumnya. Pada masa ini pihak kerajaan mempererat hubungan dengan kerajaan di Jawa Timur, hal ini memperkokoh kedudukan kerajaan di antara Pulau Jawa dan Bali.


PENINGGALAN KERJAAN BALI

Salah satu peninggalan Kerajaan Bali yang akan kita bahas yaitu Pura Goa Gajah. Peninggalan Kerajaan Bali ini berlokasi di sebuah desa yang berjulukan Desa Bedulu, kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar dan jaraknya sekitar 26 km dari kota Denpasar. Pura Goa Gajah ini mempunyai lokasi yang sangat unik yakni di tepi jurang dan di bawah-nya terdapat sungai.
Goa Gajah


KERUNTUHAN KERAJAAN BALI

Kerajaan Bali mengalami keruntuhan akhir siasat dari Mahapatih gajah mada yang pada waktu itu sedang memperluas daerahnya ke nusantara, awalnya ia mengajak raja Bali untuk berunding mengenai penyerahan Kerajaan Bali ke Kerajaan Majapahit, lantaran itulah Patih Kebo Iwa dikirim ke Majapahit untuk negosiasi damai, akan tetapi sesampainya disana, Kebo Iwa pun dibunuh tanpa sepengetahuan Kerajaan bali, lalu Kerajaan Majapahit mengirim Gajah Mada yang berpura-pura mengajak berunding, akan tetapi lalu ia membunuh raja Gajah Waktra sehingga Kerajaan Bali berada di dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.