Kerugian Banjir Dan Faktor Penyebabnya

Air yang mengalir di permukaan tanah bisa eksklusif terus merambat ke dataran lain yang lebih rendah, atau bisa juga terserap menjadi air tanah. Air yang teresap ke dalam tanah di kemudian hari akan keluar menjadi mata air, dan beberapa mata air akan membentuk sungai. Nah air hujan yang mengalir bebas di permukaan tanah inilah yang sering menjadi masalah, yang sering mengakibatkan banjir hingga menciptakan rumah terendam air, sawah menjadi kelebihan air, terjadi pedoman sampah oleh air tersebut yang menimbulkan basi menyengat, munculnya bibit-bibit penyakit, ruang gerak penduduk menjadi terbatas lantaran banjir dan masih banyak lagi dampak merugikan lainnya.
Sekecil apapun, banjir niscaya membahayakan apalagi banjir besar. Pada bulan Desember 2008, desa Cieunteung, Dayeuhkolot, kabupaten Bandung tergenang oleh banjir. Ketinggian air mencapai satu setengah (1,5) meter. Banjir tersebut disebabkan lantaran sungai Citarum yang tidak bisa menampung air hujan yang turun di tempat tersebut. Memang tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Akan tetapi, banyak harta benda penduduk terendam air, selain itu juga sawah dan kebun pun ikut terendam air, sehingga terancam gagal panen. Dan dari insiden itu penduduk di daerah tersebut mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Selain itu, acara penduduk menjadi terganggu akhir banjir, contohnya saja acara mencar ilmu anak sekolah yang biasanya mencar ilmu di sekolah dengan segala macam akomodasi menjadi mencar ilmu di tempat darurat dengan beralaskan tikar.
Sebetulnya, air hujan yang mengalir ke permukaan itu bisa segera diserap semuanya ke dalam tanah. Dengan demikian, banjir tidak akan terjadi. Namun pada kenyataannya, hal itu seringkali tidak terjadi. Mengapa d? Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya, di antaranya ialah, sebagai berikut.
1. Kurangnya lahan tempat absorpsi air
Di kota-kota besar misalnya, kebanyakan lahan digunakan untuk menciptakan bangunan. Lahan kosong yang sebelumnya bisa digunakan sebagai lahan resapan air, seketika bisa diubah menjadi bangunan permanen yang entah dijadikan sebagai tempat perjuangan oleh pemiliknya ataupun sebagai tempat hunian atau tempat tinggal. Namun dibalik semua itu, hal tersebut mengakibatkan suatu dilema masyarakat, di satu sisi masyarakat butuh tempat untuk mencari sumber mata pencaharian dan atau tempat untuk berteduh dan beristirahat, di sisi lain masyarakat juga butuh lahan resapan air untuk mencegah banjir.
2. Halaman rumah dilapisi oleh beton atau semen
Di banyak daerah perumahan atau rumah-rumah penduduk, halaman rumah sering dilapisi oleh beton atau semen. Hal itu tentu saja mengakibatkan air tidak terserap ke dalam tanah pada ketika ekspresi dominan hujan tiba. Akibatnya, air hujan mengalir di permukaan tanah dan mengakibatkan banjir di sekitarnya. Coba sejenak kita bayangkan kalau semua halaman rumah di tempat itu dilapisi semen! tentulah volume air yang mengalir ke permukaan ketika hujan akan semakin besar. Mari kita hitung secara matematis! Katakanlah dalam 1 menit air hujan yang mengalir pada tanah 1 m2 sebanyak 2 liter air. Mari kita hitung! kalau sebuah rumah rata-rata seluas 150 m2, itu berarti terdapat 300 liter air dalam 1 menit. Jika hujan tersebut berlangsung 2 jam dalam 1 hari, itu berarti terdapat 120 x 300 liter sama dengan 36.000 liter air per hari. Itu gres 1 rumah. Bayangkan lagi bila dalam satu tempat terdapat 2.000 rumah. Itu berarti dalam satu hari (yang kalau hujan turun selama 2 jam) akan terdapat 72.000.000 liter air (2.000 x 36.000 liter). Cukup mengerikan bukan? Nah itulah yang akan terjadi kalau seluruh halaman rumah dilapisi beton atau semen.
3. Tidak adanya pepohonan
Kalaupun ada lahan yang terbuka (berupa tanah kosong yang tidak dilapisi semen atau beton), bila tidak adanya pepohonan juga akan meningkatkan peluang banjir. Sebab, tidak ada yang bisa menahan pedoman air. Apabila ada pepohonan untuk menghalangi pedoman air, maka air yang mengalir akan digiring masuk ke dalam tanah.
4. Sampah yang tidak terkelola dengan baik
Pengelolaan sampah yang tidak baik (seperti membuang sampah sembarangan) akan menimbulkan penyumbatan pada akses air, sehingga hal itu terperinci akan menimbulkan banjir. Selain itu juga, menyerupai yang telah dijelaskan pada keterangan sebelumnya bahwa sampah bisa menjadi bibit-bibit penyakit yang merupakan sumber dari banyak sekali macam penyakit dan juga menimbulkan basi busuk yang menyengat dan mengganggu.
Pesan
Sudah saatnya untuk memperbaiki teladan pikir dan prilaku diri kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dan juga senantiasa peduli pada lingkungan. Cobalah pikirkan dampak apa yang akan terjadi sebelum melaksanakan sesuatu, apa hal-hal yang akan dilakukan akan mendatangkan kebaikan atau keburukan. Jika bukan oleh diri kita sebagai insan pintar sehat yang menjaga dan mengasihi lingkungan di bumi ini, kemudian oleh siapa lagi?
Nah, itulah artikel perihal "Bencana Banjir Dan Faktor Penyebabnya". Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, mohon maaf. Jika ada kritik, saran maupun hal-hal lainnya, bisa menghubungi Admin di sajian yang telah tersedia :) Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membawa efek yang baik."Gambar dan isi goresan pena di dalam postingan ini diambil dan diperbaharui dari banyak sekali sumber, mohon maaf apabila terdapat kesalahan, baik itu maksud dari isi postingan ini atau kesalahan apapun. Bijaklah dan selalu mencar ilmu untuk mengambil sisi positifnya ya sob!"
Kata kunci terkait pada artikel ini:
Dampak jelek banjir dan penyebab utamanya