Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mari Mencar Ilmu Sejarah Awal Dan Keruntuhan Kerajaan Singasari

Singasari merupakan salah satu kerajaan yang berhasil menguasai pulau Jawa hingga luar Jawa di masa kejayaannya. Kerajaan Singasari juga dikenal dengan nama Kerjaan Tumapel. Kerajaan ini pertama kali berdiri di tahun 1222. Awalnya kerajaan Singasari merupakan pecahan dari Kerajaan Kediri. Akan tetapi, akuwu dari Tumapel yang dikala itu pecahan dari Kerajaan Kediri yaitu Tunggul Ametung mati dibunuh oleh Ken Arok. Ken Arok pun kemudian mengangkat dirinya sendiri menjadi pengganti Tunggul Ametung menjadi akuwu.



Nama : Kerajaan Singasari
Ibukota : Kutaraja Singhasari, sebelumnya disebut Tumapel
Bahasa : Jawa Kuno, Sanskerta
Agama : Siwa-Buddha (Hindu dan Buddha), Kejawen, Animisme
Bentuk Pemerintahan : Monarki
Raja :
1. Ken Arok (1222-1227)
2. Kertanegara (1268-1292)




DAFTAR ISI
1. SEJARAH AWAL
2. KEHIDUPAN DISINGASARI
3. RAJA-RAJA KERAJAAN SINGASARI
4. MASA KEJAYAAN SINGASARI
5. PENINGGALAN SINGASARI
6. KERUNTUHAN KERAJAAN SINGASARI





SEJARAH AWAL

Diawali dari sebuah desa yang terletak di sebelah timur Gunung Kawi, tepatnya di hulu sungai Brantas. Wilayah tersebut (sekarang) termasuk tempat Kabupaten Malang, Jatim. Pada era 13 wilayah Kerajaan Singasari hanya sebuah desa kecil, tetapi kemudian lambat laun wilayah tersebut berubah semenjak ada seorang cowok berjulukan Ken Arok yang berhasil menguasai tempat tersebut dari kekuasaan Kerajaan Kediri yang dikala itu dipimpin oleh Kertajaya tahun 1222 M. Pendiri kerajaan Singasari ialah Ken Arok. Asal-usul Ken Arok sendiri masih belum jelas. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok ialah anak seorang petani dari gunung Kawi. Namun ia diasuh oleh Lembong seorang pencuri. Dia dididik biar menjadi penjahat. Pada mulanya, Ken Arok menginginkan istri dari Tunggul Ametung Bupati Tumapel yang berjulukan Ken Dedes. Karena ambisinya itu, ia membunuh Tunggul Ametung. Setelah Tunggul Ametung meninggal, ia memperistri Ken Dedes dan diangkat menjadi Bupati Tumapel.

Pada waktu itu, Tumapel berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Raja Kertajaya. Namun kemudian ia melepaskan Kabupaten Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri. Tidak hingga disitu saja, ia menyusun seni administrasi untuk menyerang Kerajaan Kediri. Pada Tahun 1222 para pendeta dari Kerajaan Kediri meminta proteksi dari perbuatan sewenang-wenang Kertajaya kepada Ken Arok. Ken Arok memanfaatkan kesempatan ini, menyusun barisan, melatih prajurit dan menciptakan rakyat memberontak Kerajaan Kediri. Setelah semua siap, berangkatlah prajurit Tumapel untuk menyerang Kerajaan Kediri. Akhirnya, perang dasyatpun pecah di Daerah Ganter. Raja Kertajaya beserta prajurit-prajuritnya binasa. Kemudian Ken Arok diangkat menjadi raja dan menyatukan Tumapel dengan bekas Kerajaan Kediri yang kemudian disebut Kerajaan Singasari.

KEHIDUPAN DISINGASARI

Kehidupan Politik
Kehidupan Politik Kerajaan Singasari sanggup kita pelajari dari isi Kitab Pararaton. Pararaton menyebutkan bahwa Raja pertama dari Kerajaan Singasari ialah Ken Arok kemudian digantikan oleh Anusapati, Tohjaya, Wisnuwardhana, dan terakhir kertanegara. Sementara Versi dari kitab Negarakertagama raja pertama Kerajaan Singasari berjulukan Rangga Rajasa, kemudian digantikan Anusapati, Wisnuwardhana, dan terakhir Kertanegara.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari
Sumber sejarah mengenai kehidupan ekonomi Kerajaan Singasari sama sekali tidak ada, akan tetapi berdasarkan analisis mengenai sentra Kerajaan Singasari yang berada di sekitar Sungai Brantas sanggup kita analisis bahwa kehidupan ekonomi masyarakat mengandalkan pertanian dan perdagangan. Hal ini didukung hasil bumi yang sangat melimpah sehingga Kertanegara melaksanakan ekspansi wilayah terhadap tempat-tempat yang strategis sebagai laul intas perdagangan. Dengan analisis tersebut, sektor perdagangan juga menjadi sektor yang sangat vital dalam pengmbangan perekonomian Kerajaan Singasari.

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Singasari
Dalam bidang sosial, pada kehidupan masyarakat Kerajaan Singasari mengalami pasang surut yakni semenjak zaman Ken Arok hingga Wisnuwardhana. Pada masa Ken Arok kehidupan sosial sangat terjamin. Hal ini ditandai dengan kemakmuran dan ketentraman kehidupan masyarakat Kerajaan Singasari. Selanjutnya pada masa raja Anusapati, masyarakat Singasari kehidupannya mulai terabaikan, lantaran Raja lebih mementingkan hobinya yakni Sabung Ayam ketimbang mengurusi kemakmuran rakatnya.

Pada masa Wisnuwardhana menjadi raja Kerajaan Singasari, keadaan sosial masyarakat Kerajaan Singasari semakin membaik. Kemakmuran rakyat makin sanggup dirasakan serta sanggup hidup dengan kondusif dan sejahtera dikala pemerintahan raja Kertanegara. Raja Kertanegara, melaksanakan pembangunan dengan kerja keras dan tanpa henti. Kemudian impian Kertanegara untuk menyatukan Nusantara dibawah naungan Kerajaan Singasari sanggup tercapai juga walaupun belum sempurna. Wilayah yang berhasil dikuasai mencakup Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Bali, Melayu, Sulawesi, Maluku, Melayu, Kalimantan dan Semnanjung Malaka.

RAJA-RAJA KERAJAAN SINGASARI

1. Ken Arok
Ken Arok menjadi raja Singasari pertama dengan masa pemerintahan tahun 1222 hingga 1227. Dialah yang mendirikan Kerajaan Singasari. Selain itu, ia mempunyai gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Dari sini munculah dinasti gres yakni Dinasti Rajasa atau Girinda. Ken Arok dibunuh oleh suruhan anak tirinya berjulukan Anusapati pada tahun 1227 dan dimakamkan di Kagenengan.
2. Anusapati
Setelah ken Arok meninggal, takhta kerajaan jatuh ke tangan anak tirinya Anusapati. Pemerintahannya cukup usang yaitu tahun 1227 hingga 1248. Namun ia tidak banyak melaksanakan pembaharuan lantaran terlalu berfokus pada kegemarannya menyambung ayam. Penyebab ajal Ken Arok kesannya diketahui oleh putra Ken Arok dengan Ken Umang yaitu Tohjaya. Tohjaya kemudian mengundang Anusapati ke tempat kediamannya bermama Gedong Jiwa untuk mengadakan pesta sambung ayam. Ketika Anusapati asyik menyaksikan aduan ayam, Tohjaya pribadi menusuk Anusapati dengan keris buatan Empu Gandring. Akhirnya Anusapati meninggal dan dimakamkan di Candi Kidal.
3. Tohjaya
Raja Singasari yang ke tiga yaitu Tohjaya. Tohjaya tidak usang dalam memerintah Kerajaan Singasari. Ranggawuni anak dari Anusapati membalas ajal ayahnya. Ranggawuni dibantu Mahesa Cempaka dan para pengikutnya meminta hak takhta kerajaan. Kemudian Tohjaya memerintah pasukan untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Namun rencana itu telah diketahui keduanya dan mereka berhasil melarikan diri. Pada kesannya mereka berhasil menggulingkan tahkta Tohjaya dan menduduki singgasana.
4. Ranggawuni
Raja Ranggawuni memerintah Kerajaan Singasari pada tahun 1248 hingga tahun 1268. Dia mempunyai gelar Sri Jaya Wisnuwardana. Ranggawuni memerintah bersama Mahesa Cempaka sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pada tahun 1254, Ranggawuni mengangkat putranya Kartanegara menjadi raja muda. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan Kartanegara menjadi raja besar selanjutnya di Singasari. Pada tahun 1268, Ranggawuni meninggal dunia dan dimakamkan di Candi Jago sebagai Budha dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kartanegara
Setelah ayahnya Ranggawuni meninggal, takhta kerajaan jatuh ke tangan Kartanegara. Dia ialah raja terakhir dan terbesar selama masa kerajaan Singasari. Pemerintahan pada masa raja Kartanegara ini sangat baik, banyak yang diperbaiki dan disempurnakan. Hingga Raja Kartanegara berani melangkah keluar wilayah Jawa Timur untuk mewujudkan cita-citanya yaitu menyatukan Nusanatara. Dia memerintah kerajaan Singasari pada tahun 1268 hingga 1292.

MASA KEJAYAAN SINGASARI

Kejayaan Kerajaan Singasari sanggup dibuktikan beberapa bekas peninggalan kemajuan peradaban, ekonomi, budaya maupun politik. Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan raja Kertanegara atau gelarnya Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang tegas, ketegasan tersebut dibuktikan dengan mengganti pejabat yang tidak berkualitas atau tidak mau mematuhinya. Dengan cara tersebut, Kerajaan Singasari menjadi negara yang mempunyai ketahanan yang tinggi di banyak sekali bidang. Kertanegara juga menjalin korelasi dengan kerajaan lain, mirip kerajaan Campa. Dengan banyak sekali kebijakan yang dikeluarkan oleh Kertanegara, Singasari menjadi kerajaan terkuat di Nusantara. Kerajaan Singasari juga berpengaruh secara perdagangan dan militernya sehingga mempengaruhi situasi politik dan ekonomi yang stabil.

PENINGGALAN SINGASARI

1. Candi Singasari
Candi ini terletak di Kecamatan Singasari Kabupaten Malang. Tepatnya di di lembah antara pengunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Menurut Kitab negarakertagama dan Prasasti Gajah Mada, candi ini dulunya dipakai sebagai tempat pendharmaan Raja Kertanegara.
2. Candi Jago
Candi jago berbentuk sperti teras punden berundak. Bagian atasnya tersisa sebagian lantaran tersambar petir. Terdapat relief Kunjarakarna dan Pancatantra di candi ini. Bahan candi ini keseluruhan berasal dari kerikil andesit.
3. Candi Sumberawan
Candi Sumberawan terletak 6 km dari Candi Singasari. Berada di bersahabat telaga yang sangat bening airnya sehingga diberi nama Candi rawan. Dulunya, candi ini dipakai oleh umat Budha dan berbentuk stupa.
4. Arca Dwarapala
Archa Dwarapala memiliki  bentuk ibarat monster dan mempunyai ukuran sangat besar. Dulunya, peninggalan kerajaan Singasari ini merupakan menunjukan masuk wilayah Kotaraja.. Hingga dikala ini sayangnya belum ditemukan dimana letak Kotaraja Singasari.
5. Prasasti Manjusri
Peninggalan Singasari yang satu ini dulunya ditempatkan di Candi Jago. Namun kini sudah disimpan di Museum Nasional Jakarta. Berbentuk manuskrip yang dipahatkan pada pecahan belakang Archa Manjusri dan bertuliskan tahun 1343.
6. Prasasti Mula Malurung
Pada tahun 1975 ditemukan sepuluh lempeng prasasti Mula Malurung di bersahabat Kota Kediri. Kemudian pada Mei 2001 ditemukan kembali tiga lempeng di penjualan barang loak. Saat ini, semua lempeng disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Prasasti ini ialah pigam pengakuan penganugrahan dua Desa yaitu Desa Mula dan Desa Malurung. Tokoh dari dua desa ini yaitu Pranaraja. Diterbitkan oleh Raja Muda Kartanegara pada tahun 1255 atas perintah ayahnya Wisnuwardana.
7. Prasasti Singasari
Prasasti ini bertuliskan huruf Jawa dan bertarikh tahun 1351. Ditemukan di Singasari Malang dan kini disimpan di Museum Gajah. Prasasti ini dulunya dibentuk untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Gajah Mada.
8. Candi Jawi
Berlokasi di pertengahan jalan raya Kecamatan Pandaan, Prigen dan Pringebukan, candi ini dulunya merupakan tempat penyimpanan bubuk Raja Kartanegara. Sebagian bubuk juga disimpan di Candi Singasari.
9. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare dipakai sebagai bentuk penghormatan dan perlambang Raja Kertanagara yang dianggap telah mencapai derajat Jina atau Buddha Agung.  Tulisan prasastinya melingkar pada pecahan bawahnya dan berbahasa Sansekerta. Bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289, prasasti ini isinya memperingati penobatan arca Mahaksbya di tempat yang berjulukan Wurare.
10. Candi Kidal
Candi ini merupakan salah satu candi peninggalan Singasari yang dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Anusapati. Raja kedua dari Singasari ini telah memerintah selama 20 tahun dan meninggal lantaran dibunuh oleh Tohjaya.
11. Candi Songgoriti
Nama candi ini bahwasanya Candi Supo lantaran dibangun oleh Mpu Supo. Candi ini merupakan tempat pertemuan Ken Arok dengan Ken Dedes. Berlokasi di sebelah utara lereng Gunung Kawi dan pecahan selatan Gunung Arjuna.
Candi Songgoriti - depan
Candi Songgoriti - belakang

KERUNTUHAN KERJAAN SINGASARI

Keruntuhan Kerajaan Singasari disebabkan lantaran terjadi sengketa dari lingkup internal kerajaan ini yaitu terjadinya perebutan kekuasaan. Selain itu, lantaran yang lain ialah adanya penghinaan terhadap Khubilai Khan. Penginaan ini disebabkan lantaran utusanya dilecehkan dan dianiaya, hal ini merupakan sebagai pengumuman perang. 

Utusan yang dilukai di Kerajaan Singasari tersebut kembali menghadap Khubilaikan. Setelah itu, ia murka dan kemudian melaksanakan pengiriman pasukan terkuat untuk menghancurkan Kerajaan Singasari. Kemudian, pasukan yang diutus berangkat dengan dipimpin oleh 3 panglima perang, tepatnya pada awal tahun 1292 masehi. Untuk mencegah kekuatan pasukan mongol mamasuki istana kerajaan Singasari, Kertanegara mengutus seluruh pasukannya untuk menghadang pasukan mongol tersebut.

Tetapi tiba-tiba arah serangan tiba dari pihak lain, yakni dari keturunan raja Kediri yakni Jayakatwang. Ini merupakan balas dendam atas ajal leluhurnya oleh leluhur raja Kertanegara. Dalam kitab pararaton dijelaskan, perjuangan meruntuhkan Kerajaan Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang menerima dukungan dari Arya Wiraraja, Adipati Sungenep yang telah dijatuhkan dari keraton oleh raja Kertanegara. Wiraraja itulah yang memberitahukan kepada Jayakatwang kapan waktu yang tepat untuk menyerang Singhasari, yaitu pada waktu sebagian kekuatan besar tentara Kerajaan Singasari sedang ada di Melayu.

Serangan Jayakatwang terhadap Singasari dilancarkan antara pertengahan Mei dan pertengahan bulan Juni 1292. Prasasti Kudadu yang bertahun Saka 1216, maupun kitab Pararaton menjelaskan bahwa tentara Kadiri dibagi dua menyerang dari dua arah. Pasukan yang menyerang dari utara rupa-rupanya hanya sekedar untuk menarik pasukan Singasari dibawah pimpinan Wijaya dan pasukan yang lain menyerbu ke utara dan mengejar musuh yang selalu bergerak mundur maka pasukan Jayakatwang yang menyerang dari arah selatan menyerbu ke keraton Singasari dan sanggup membunuh raja Kertanegara yang berdasarkan Kitab Pararaton sedang berpesta. 

Sumber lain menyebutkan bahwa raja Kertanegara meninggal bersama para Brahmana, jadi rupa-rupanya raja sedang melaksanakan upacara keagamaan dengan gugurnya raja Kertanegara. Pada tahun 1292 seluruh Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Kemudian Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota gres di Kediri. Riwayat Kerajaan Singasari kesannya berakhir.