Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Melindungi Anak Dari Agresi Kejahatan

Cara Melindungi Anak Dari Aksi Kejahatan Cara Melindungi Anak Dari Aksi Kejahatan
- Sebagaimana kita ketahui bahwa agresi kejahatan terhadap anak akhir-akhir ini masih marak atau ramai terjadi. Para orang renta bekerjsama sanggup menandai orang-orang yang mempunyai maksud untuk melaksanakan kejahatan kepada anaknya, khususnya agresi kejahatan s3ksual. Dengan cara tersebut tentu para orang renta sanggup mencegah hal-hal yang tak diinginkan untuk kedepannya.

Nah, para pelaku kejahatan atau penjahat biasanya (sebelum beraksi) mereka akan melaksanakan banyak sekali persiapan untuk mengamankan aksinya supaya tidak ketahuan. Psikolog yang juga merupakan pendiri sentra studi dan aplikasi psikologi komunikasi bawah sadar menuliskan bahwa pada ketika pelaku kejahatan mulai beraksi, kita sanggup menandai dan melindungi (melakukan perlindungan) sebelum ada jatuh korban.

Cara mereka (para pelaku kejahatan atau pun predator s3ksual) beraksi terbagi menjadi 2 (dua) bagian, pertama yaitu mereka yang melaksanakan pendekatan terlebih dahulu dan kedua mereka yang melaksanakan serangan secara mendadak. Nah, adapun langkah-langkah yang dipersiapkan oleh para pelaku agresi kejahatan pada anak sebelum mereka beraksi yang sanggup kita pelajari dan antisipasi (cegah) ialah, sebagai berikut.

Pemilihan sasaran (korban)

Pelaku tindak kejahatan selalu mengamati gerak-gerik bawah umur yang menjadi targetnya pada ketika bawah umur tersebut sedang bermain atau beraktivitas. Pelaku sering menandai mana bawah umur yang gampang ditundukkan atau dikendalikan dan mana yang tidak. Anak-anak yang percaya diri, kritis dan berani biasanya bukanlah sasaran pilihan mereka. Sedangkan bawah umur yang nampak lemah, pemalu, penyendiri dan penurut menjadi sasaran pilihan kesukaan mereka.

Sedangkan bagi para pelaku kejahatan s3ksual, untuk memastikan ketepatan sasaran yang dipilih, pelaku akan mengetes atau menguji targetnya melalui sentuhan. Pelaku berpura-pura menyentuh atau mengelus badan calon korban. Awalnya di kepingan terbuka menyerupai tangan yang terbuka kemudian merambat kepingan lain menyerupai punggung, paha dan seterusnya. Jika korban hanya membisu saja tidak melawan ataupun menghindari sentuhan tersebut, pelaku akan menandainya sebagai sinyal persetujuan. Sebaliknya jikalau anak menjauh, memutar tubuhnya atau menepis tangan pelaku, maka pelaku akan menandai korban sebagai anak yang tidak gampang ditaklukkan, sehingga pelaku biasanya akan mencari korban lain.

Terkadang orang-orang dewasa, terutama para orang renta perlu menawarkan ketenangan dan sentuhan pada anaknya. Namun cara sentuhan intim menyerupai mengelus kepingan sensitif dan menggerayangi bukanlah sentuhan yang bermakna baik, sehingga perlu kita hindari. Elusan lebih dari 2 hingga 3 menit (terhitung waktu yang cukup usang dalam hal ini) apalagi di area yang bukan semestinya, maka para orang renta harus segera mencurigai akan situasi yang tidak beres. Psikolog juga menambahkan bahwa para orang renta harus memberitahu anak mereka untuk menjauh dan menepis tangan orang yang menyentuhnya serta menegur pelaku supaya tidak melakukannya lagi. Ajarkan anak membedakan mana sentuhan normal dan sentuhan yang tidak normal. Ajarkan juga bahwa area genital merupakan kepingan yang hanya boleh disentuh oleh sang anak itu sendiri dan petugas menyerupai dokter untuk alasan medis dan selama investigasi medis itu pun harus di damping oleh orang tua. Pengetahuan ini akan membantu sang anak untuk melindungi dirinya sendiri pada ketika orang renta tidak sanggup mengawasinya.

Pendekatan terhadap terget

Ibarat seseorang menyukai lawan jenisnya, pelaku agresi kejahatan pun akan berusaha mendekati dan berpura-pura baik pada anak yang menjadi targetnya sambil mengumpulkan informasi diri dari sang anak. Pelaku akan menandai gejala fasial menyerupai bibir yang cemberut, alis mata yang menaik dan keluhan-keluhannya untuk mengetahui sejauh mana perasaannya terhadap teman-temannya, kakak-adiknya, guru maupun orang tuanya. Rasa duka dan kebingungan yang dihadapi sang anak menciptakan pelaku bertindak seolah peduli atas keluhan yang sedang sang anak hadapi. Tujuannya hanya untuk menerima simpati dan kepercayaan dari sang anak supaya pelaku semakin bebas mendekati anak.

Untuk mendukung aksinya, pelaku menawarkan perhatian kepada anak, menawarkan hal-hal yang diinginkan anak dan membelikan hadiah-hadiah. Jika anak membutuhkan figur kebapakan atau keibuan, maka pelaku akan melakukannya. Bagi seorang anak, badan pelaku yang lebih besar darinya, perhatian serta kepedulian pelaku menjadikan rasa aman. Dalam psikologi, proses tersebut dikenal sebagai nama transference atau sebuah fenomena di mana anak dengan gampang mendapatkan apa saja yang disampaikan oleh pelaku. Psikolog menunjukan bahwa apabila pelaku kejahatan merupakan seorang yang mempunyai otoritas atau tokoh yang dihormati menyerupai guru, pemuka agama atau orang yang dipercayai, maka tingkat transference anak pada pelaku akan semakin tinggi, sementara pelaku akan semakin leluasa atau gampang memperdaya dan menjalankan aksinya.

Sinyal ancaman yang sanggup ditandai orang renta di tahap ini yaitu perilaku dan prilaku dari pelaku yang memperlihatkan bahasa badan yang selalu condong tertuju pada anak yang merupakan targetnya. Sinyal yang sanggup diamati yaitu sorot mata pelaku yang lekat pada lekuk badan anak, terpukau, menyerupai mirip rusa yang membisu terpaku ketika tersorot cahaya. Jika anda sebagai orang renta melihat banyak anak di sekitar, akan tapi pelaku hanya mencurahkan waktu dan erat dengan anak anda saja disertai bahasa badan yang intim, banyak mengelus, menepuk, condong selalu ingin dekat dengan anak anda saja, maka anda patut curiga ada hubungan yang tak masuk akal yang telah terjalin. Sebaiknya mintalah anak menjaga jarak dengan pelaku dan minta ia segera melapor kepada anda jikalau ada sentuhan dan hal-hal yang tidak wajar. Kemudian minta pada pelaku supaya tidak menyentuh anak anda dan segera menjauh dari anak anda tersebut.

Penaklukan sasaran para penjahat s3ksual

Sambil tetap memperlihatkan kedekatan dan keintiman dengan sang anak, pelaku biasanya selalu memperlihatkan perilaku yang lebih terperinci dan tegas mendominasi anak dengan cara memerintah anak untuk mematuhinya. Di tahap ini, anak menghabiskan waktu lebih banyak dengan pelaku dan pelaku minta anak merahasikan apa yang mereka lakukan. Sekali anak terjebak perangkap si pelaku di tahap ini, maka tahapan pelaku untuk melaksanakan agresi kejahatan terhadap sang anak akan dengan cepat naik ke tahap selanjutnya.

Pemantasan korban oleh pelaku agresi kejahatan s3ksual

Di tahap ini maka akan semakin sulit bagi orang renta untuk melihat suatu hal yang tidak wajar, sebab kejadian (aksi kejahatan tahap awal) berlangsung di kawasan yang pribadi. Pelaku mulai berani menggerayangi bagian-bagian badan sensitif anak disertai ancaman supaya anak tidak membocorkan diam-diam dengan menakut-nakuti sang anak, menyerupai akan menyiksanya atau memukulnya. Satu-satunya cara mendeteksi yaitu orang renta harus lebih sering bertanya apakah ada orang yang pernah mencium, mengelus, menggelitik, bermain dokter-dokteran atau mengajak mereka (sang anak) bermain gulat (apabila anak kau laki-laki). Jika jawabannya ya, ingatkan anak untuk waspada dan kau sebagai orang renta harus menghadapi pelaku dan melarangnya dengan tegas melaksanakan hal-hal itu pada anak anda tersebut.

Aksi kejahatan s3ksual

Saat anak tidak sanggup menolak dan merasa ketakutan, pelaku akan leluasa untuk melaksanakan agresi buruknya. Saat hal ini terjadi, maka orang renta sanggup bertindak menandai sinyal-sinyal anak sebagai korban pelecehan seksual.
Nah, itulah artikel perihal "Cara Melindungi Anak Dari Aksi Kejahatan". Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, mohon maaf. Jika ada kritik, saran maupun hal-hal lainnya, sanggup menghubungi Admin di sajian yang telah tersedia :) Semoga artikel ini bermanfaat dan sanggup membawa efek yang baik. 
"Gambar dan isi goresan pena di dalam postingan ini diambil dan diperbaharui dari banyak sekali sumber, mohon maaf apabila terdapat kesalahan, baik itu maksud dari isi postingan ini atau kesalahan apapun. Bijaklah dan selalu berguru untuk mengambil sisi positifnya ya sob!"

Kata kunci terkait pada artikel ini:

Tips menghindarkan anak dari bentuk-bentuk gangguan agresi kejahatan