Mari Mencar Ilmu Sejarah Monumen Pancasila Sakti Atas Gagasan Presiden Ke-2 Indonesia, Soeharto
Monumen Pancasila Sakti Atas Gagasan Presiden Ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat usaha para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi Negara Republik Indonesia, Pancasila dari bahaya ideologi komunis.
![]() |
Monumen Pancasila Sakti dalam tahap Renovasi |
2. Kompleks Monumen
3. Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
4. Sumur Maut
5. Rumah Penyiksaan
7. Pos Komando
8. Dapur Umum
9. Museum Paseban
Pahlawan Revolusi yaitu gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam peristiwa pada tanggal 30 September 1965 malam dan 1 Oktober 1965 dini hari. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar ini diakui juga sebagai Pahlawan Nasional.
Para Pahlawan Revolusi tersebut adalah:
1. Jenderal (anm.) Ahmad Yani | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
3. Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
4. Sumur Maut
5. Rumah Penyiksaan
7. Pos Komando
8. Dapur Umum
9. Museum Paseban
Pahlawan Revolusi yaitu gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam peristiwa pada tanggal 30 September 1965 malam dan 1 Oktober 1965 dini hari. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar ini diakui juga sebagai Pahlawan Nasional.
Para Pahlawan Revolusi tersebut adalah:
1. Jenderal (anm.) Ahmad Yani | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
2. Letnan Jenderal (anm.) R. Suprapto | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
3. Letnan Jenderal (anm.) M.T. Haryono | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
4. Letnan Jenderal (anm.) S. Parman | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
5. Mayor Jenderal (anm.) D.I. Pandjaitan | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
6. Mayor Jenderal (anm.) Sutoyo Siswomiharjo | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
7. Kapten (anm.) Pierre Tendean | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
8. AIPDA (anm.) Karel Satsuit Tubun | 5 Oktober 1965 Keppres No. 114/KOTI/1965
9. Brigadir Jenderal (anm.) Katamso Darmokusumo | 19 Oktober 1965 Keppres No. 118/KOTI/1965
10. Kolonel (anm.) Sugiono | 19 Oktober 1965 Keppres No. 118/KOTI/1965
Jenderal Tentara Nasional Indonesia A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang sasaran namun beliau selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajun AH Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan majemuk hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, menyerupai pakaian orisinil para Pahlawan Revolusi.
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat usaha para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari bahaya ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara yaitu Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur yaitu Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di tempat kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur renta sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang mayat para korban G30S. Sumur renta itu berdiameter 75 Cm.
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang mayat 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil renta peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar Negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, hingga pada pemberontakan kedua yang populer dengan nama Gerakan Tiga Puluh September (G-30-S/PKI),
diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan wacana Pemberontakan PKI di banyak sekali Daerah di Indonesia.
Sumur Tua ini yaitu tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi:
3. Letnan Jenderal (anm.) M.T. Haryono | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
4. Letnan Jenderal (anm.) S. Parman | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
5. Mayor Jenderal (anm.) D.I. Pandjaitan | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
6. Mayor Jenderal (anm.) Sutoyo Siswomiharjo | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
7. Kapten (anm.) Pierre Tendean | 5 Oktober 1965 Keppres No. 111/KOTI/1965
8. AIPDA (anm.) Karel Satsuit Tubun | 5 Oktober 1965 Keppres No. 114/KOTI/1965
9. Brigadir Jenderal (anm.) Katamso Darmokusumo | 19 Oktober 1965 Keppres No. 118/KOTI/1965
10. Kolonel (anm.) Sugiono | 19 Oktober 1965 Keppres No. 118/KOTI/1965
Jenderal Tentara Nasional Indonesia A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang sasaran namun beliau selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajun AH Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan majemuk hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, menyerupai pakaian orisinil para Pahlawan Revolusi.
Sejarah Dibangunnya Monumen Pancasila Sakti
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat usaha para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari bahaya ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara yaitu Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur yaitu Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di tempat kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur renta sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang mayat para korban G30S. Sumur renta itu berdiameter 75 Cm.
Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang mayat 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil renta peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.
Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar Negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, hingga pada pemberontakan kedua yang populer dengan nama Gerakan Tiga Puluh September (G-30-S/PKI),
diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan wacana Pemberontakan PKI di banyak sekali Daerah di Indonesia.
Sumur Maut

1. Jend. Anumerta Ahmad Yani
2. Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan
3. Letjen. Anumerta M.T. Haryono
4. Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean
5. Letjen. Anumerta Siswandono Parman
6. Letjen. Anumerta Suprapto
7. Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Jenazah ke-7 jagoan itu ditemukan di sebuah sumur renta yang kini dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , bersahabat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan mayat Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.
Rumah Penyiksaan yaitu tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum karenanya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 jagoan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau kini lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.
Tempat ini yaitu milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya berjulukan Haji Sueb. Tempat ini digunakan oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7(tujuh) Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang orisinil yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI menyerupai :
3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca.
Tempat ini bahu-membahu sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini digunakan sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh alasannya itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi ketika kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang.
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama (Diorama yaitu sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan) sebagai berikut:
Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
Penculikan Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
Pelantikan Jend. Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G-30-S-PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka di culik, di siksa, hingga karenanya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat mayat 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan mayat Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pekan raya Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
3. Letjen. Anumerta M.T. Haryono
4. Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean
5. Letjen. Anumerta Siswandono Parman
6. Letjen. Anumerta Suprapto
7. Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Jenazah ke-7 jagoan itu ditemukan di sebuah sumur renta yang kini dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , bersahabat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan mayat Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.
Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan yaitu tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum karenanya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 jagoan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau kini lebih dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.
Pos Komando
Tempat ini yaitu milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya berjulukan Haji Sueb. Tempat ini digunakan oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7(tujuh) Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang orisinil yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI menyerupai :
3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca.
Dapur Umum
Tempat ini bahu-membahu sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai Dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini digunakan sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh alasannya itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi ketika kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut menghilang.
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama (Diorama yaitu sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan) sebagai berikut:
Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
Penculikan Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
Pelantikan Jend. Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G-30-S-PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka di culik, di siksa, hingga karenanya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat mayat 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan mayat Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pekan raya Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.